http://jurnal.utu.ac.id/jpterpadu/issue/feedJurnal Perikanan Terpadu2024-02-13T08:15:23SE Asia Standard TimeIkhsanul Khairijpterpadu@utu.ac.idOpen Journal Systemshttp://jurnal.utu.ac.id/jpterpadu/article/view/8478Use Of Chitosan-Natural Zeolite Composite As Membrane Separator In Surimi Wastewater Microbial Fuel Cell2024-02-13T08:15:23SE Asia Standard TimeBustami Ibrahimbbibrahim@apps.ac.idUju Ujuuju@apps.ipb.ac.idMudji Ana Yantimudjiyanti@gmail.com<p><em>Microbial Fuel Cell (MFC) is a technology that uses exoelectrogenic bacteria to produce electrical energy. This study aims to determine the effect of the ratio of natural chitosan and zeolite on the characteristics of the chitosan / zeolite composite membrane as a PEM separator in MFC, to determine the performance of MFC in producing electricity, and to determine the performance of reducing the organic load of fishery wastewater in MFC technology applications. The chitosan/zeolite separator membrane was made with different ratio of chitosan and natural zeolite 1: 3, 1:1, 3: 1, and without a membrane (w/w). The chitosan / zeolite separator membrane is a proton exchange membrane that can transfer 20% positive ions</em><em>. </em><em>Separator membrane with a ratio of 3: 1 resulted in a tensile strength value of 0,855 MPa and a water uptake value of 1,8%, and ratio of 1:1 produced the highest conductivity value of 10,57 S/cm, the highest electric voltage was 0,59 V, the highest electric current was 0,51 mA, and the highest electric power was 0,30 mW. The values </em><em></em><em>of COD, BOD, and TAN decreased by 45%, 46%, and 92%, and the pH value increased to 8,4</em><em>.</em><em></em></p>2024-01-05T16:14:15SE Asia Standard TimeCopyright (c) 2024 Jurnal Perikanan Terpaduhttp://jurnal.utu.ac.id/jpterpadu/article/view/8571Mutu Organoleptik dan Angka Lempeng Total pada Produk Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Beku di CV. X, Banda Aceh2024-02-13T08:15:23SE Asia Standard TimeAmanda Sabila Rambeamandasabila68@gmail.comNabila Ukhtynabilaukhty@utu.ac.idHamidi Hamidihamidi@utu.ac.idSri Ayu Insanisriayuinsani@utu.ac.id2023-12-01T00:00:00SE Asia Standard TimeCopyright (c) 2024 Jurnal Perikanan Terpaduhttp://jurnal.utu.ac.id/jpterpadu/article/view/8544Pola Pemasaran Ikan Air Tawar Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat2024-02-13T08:15:23SE Asia Standard TimeAldi Fariskirara.watiutu@gmail.comZuriat Zuriatzuriat@utu.ac.idRahmawati Rahmawatirahmawati@utu.ac.id<p>Ikan air tawar merupakan salah satu produk perikanan budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki pemasaran ikan air tawar disamping produk ikan air laut. Pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Aceh Barat terpusat pada pasar Ujong Baroh. Aktifitas pemasaran tidak lepas dari keterlibatan lembaga pemasaran didalamnya terdiri dari pedagang pengecer agar produk hasil perikanan dapat sampai pada konsumen akhir secara optimal. Sistem pemasaran ikan air tawar Pasar Ikan Ujong Baroh dipasarkan dari para pembudidaya jumlah pembudidaya ikan yg di pasar di pasar ujung baroh adalah 40 memiliki jumlah kolam 835, Dengan jumlah produksi tahun 2022 ikan lele 57.280 kg dan ikan nila 52.590 kg. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penawaran dan permintaan ikan air tawar serta mengetahui jalur pemasaran ikan air tawar di PPI Ujong Baroh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey pedagang ikan air tawar. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah pedagang tetap ikan air tawar berjumlah 9 orang. Jenis ikan air tawar yang dominan yaitu ikan nila dan ikan lele dangan harga ikan nila Rp. 35.000/kg dan harga ikan lele Rp. 27.000/kg. Pola pemasaran yang terjadi dimulai dari nelayan kemudian pedagang pengumpul dari masing-masing daerah, selanjutnya dibawa ke PPI Ujong Baroh dititipkan kepada pedagang agen yang memiliki lapak jualan. Selanjutnya pedagang agen menjual ikan air tawar ke Pedagang Pengecer yang datang langsung ke Pasar Ujong Baroh untuk kemudian dijual diberbagai pasar pasar di Aceh Barat dan sekitarnya maupun langsung kepada konsumen akhir.</p>2023-12-01T00:00:00SE Asia Standard TimeCopyright (c) 2024 Jurnal Perikanan Terpaduhttp://jurnal.utu.ac.id/jpterpadu/article/view/7696Pengaruh Suhu Terhadap Lama Pingsan Serta Siuman Lobster Batu (Panulirus penisilatus) dan Lobster Batik (Panulirus longipes) di UD. Nagata Tuna2024-02-13T08:15:23SE Asia Standard TimeFelma Ewitafelmaewita97@gmail.comAfdhal Fuadiafdhalfuadi@utu.ac.idSyarifah Zuraidahsyarifahz@utu.ac.idNabila Ukhtynabilaukhty@utu.ac.id<p>Lobster merupakan salah satu komoditi ekonomis penting di Indonesia. Salah satu cara untuk menjaga ketahanan lobster pada saat proses distribusi sistem hidup yaitu dengan cara pemingsanan. Lobster hidup harus ditransportasikan dalam keadaan pingsan agar dapat mengurangi stres selama perjalanan. Stres dalam transportasi dapat mengakibatkan kematian sehingga survival rate saat ditangan konsumen menjadi tinggi. Salah satu upaya untuk survival rate yaitu dengan pemingsanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lama pemingsanan serta lama siuman lobster dengan suhu rendah (12<sup>o</sup>C). Metode penelitian berupa observasi selama proses pemingsanan dan siuman. Data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif pada pemigsanan lobster dan kualitatif pada masa siuman. Kedua data dianalisis secara deskripstif. Lobster batu membutuhkan lama pingsan selama 110 detik. Sedangkan lobster batik membutuhkan lama pingsan selama 60 detik. Siuman lobster batu membutuhkan waktu selama 45 detik untuk siuman kembali. Sedangkan siuman lobster batik membutuhkan waktu sadar yaitu selama 30 detik. Kedua lobster memiliki proses pemingsanan yang berbeda, serta memiliki lama siuman yang bebeda</p>2023-12-01T00:00:00SE Asia Standard TimeCopyright (c) 2023 Jurnal Perikanan Terpaduhttp://jurnal.utu.ac.id/jpterpadu/article/view/7689Studi Penangkapan Gurita (Octopus sp.) Menggunakan Bubu Pipa PVC di Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue2024-02-13T08:15:23SE Asia Standard TimeMohd Yongkimohd.yongki23@gmail.comHafinuddin Hasaruddinhafinuddin@utu.ac.idMuhammad Arifmuhammadarif@utu.ac.id<p>Komoditas unggulan Kabupaten Simeulue salah satunya yaitu Gurita (Octopus sp.) dimana sebagian besar nelayan menjadikan komoditas gurita sebagai tangkapan utama. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil tangkapan gurita menggunakan bubu PVC di Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022 dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan data experimental fishing dan analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil tangkapan di Desa Nasreuhe 7,4 Kg (16 gurita), Desa Jaya Baru 3,6 Kg (7 gurita) dan Desa Karya Bakti 1,7 Kg (4 gurita) dengan rata-rata bobot hasil tangkapan adalah 0,47 kg dengan bobot terkecil 0,3 kg dan bobot terbesar adalah 0,9 kg. Sehingga dapat disimpulan bahwa alat tangkap bubu PVC efektif digunakan pada penangkapan gurita dikarenakan bentuk bubu PVC yang berukuran 4 inci dengan bentuk kerucut mempermudah dalam penangkapan gurita</p>2023-12-01T00:00:00SE Asia Standard TimeCopyright (c) 2024 Jurnal Perikanan Terpadu