Identifikasi Jenis Dan Status Konservasi Ikan Pari Di Tempat Pelelangan Ikan Rigaih Calang, Aceh Jaya
Abstract
Identifikasi jenis dan konservasi Ikan Pari dilaksanakan di lokasi pelelangan ikan di Rigaih Calang, Aceh Jaya. Penelitian observasi identifikasi jenis ikan pari dilakukan pada tanggal 05 Februari sampai dengan tanggal 05 Maret 2023 selama 30 hari. Pengukuran morfometrik (TL/TB/W) terhadap panjang, lebar dan berat badan ikan pari dilakukan secara ex-situ. Identifikasi spesies mengacu pada White et al (2006) dan konservasi negara berdasarkan IUCN. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat famili antara lain: Dasyatidae, Gymnuridae, Rhincobatidae, Rhinopteridae dari enam spesies diantaranya: Neotrygon orientalis, Dasyatis cf longa, Gymnura japonica, Gymnura zonura, Rhynchobatus austrialiae, Rhinoptera javanica. Famili yang mendominasi terdapat dua spesies yaitu Dasyatidae dan Gymnuridae. Famili yang paling sedikit ditemukan adalah satu spesies yaitu Rhinopteridae dan Rhinopteridae. Spesies dominan yang ditemukan adalah Neotrygon orientalis (20 ekor) dan Rhynchobatis australiae (19 ekor). Spesies yang paling sedikit ditemukan adalah Dasyatis cf longa, Gymnura zonura dan Rhinoptera javanica. Jumlah jenis ikan pari betina (31 ekor) lebih banyak dibandingkan ikan pari jantan (16 ekor). Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pola perilaku bersekolah pada ikan pari jantan dan betina, perbedaan angka kematian, perbedaan pertumbuhan dan perbedaan saat pertama matang gonad. Berdasarkan status konservasi ikan pari ditemukan tiga spesies yang termasuk dalam kategori Tidak Dievaluasi (NE), antara lain Neotrygon orientalis, Dasyatis cf longa dan Gymnura japonica, sedangkan 3 spesies lainnya termasuk dalam kategori Vulnirable (VU), antara lain Gymnura zonura, Rhynchobatis australiae dan Rhinoptera javanica. Ketiga spesies ikan pari ini juga masuk dalam daftar lampiran II CITES. Oleh karena itu diperlukan kerja sama seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi gejala kepunahan ikan pari.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Adrim M. 2007. Keanekaragaman Hayati Ikan Hiu dan Pari (Elasmobranchii) di Indonesia. Pusat Penelitian Oceanofrafi LIPI. Jakarta.
Affandi R, Syafei D. S, Rahardjo M.F, Sulistiono. 1992. Fisiologo Ikan. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Isntitut Pertanian Bogor. Bogor.
Alaydrus I. S, Fitriana N, Jamu Y. 2014 Jenis dan Status Konservasi Ikan Hiu yang Tertangkap di tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores. Jurnal Biologi. Volume: 7(2): 83-88 hal.
Allen G. 2000. Marine Fishes of South and East Asia. A Field Guide for Anglers and Diversity. Western Australia.
Anonim. 1981. Statistic of Marine Capture Fisheries production by Fishery Managed Areas. Jakarta: Ministry of Marine Affairs and Fiseries.
Anonim. 2003. Statistic of Marine Capture Fisheries production by Fishery Managed Areas. Jakarta: Ministry of Marine Affairs and Fiseries.
Anonim 2013. Klasifikasi ikan Pari (Dasyatis sp) terdapat padda http://ejournal.uajy.ac.id/2148/3/2BL00978.pdf. Diakses pada tanggal 11 maret 2013
Bonfil R. 1994. Overview of World Elasmobranchii Fisheries. FAO Fisheries Technical Paper. 341. 119p.
Camhi M. S. J, Fowler, Musick. A, Brautigam & Fordham. S. 1998. Sharks and Their Relatives, Ecology and Conservation. Occasional Paper of IUCN Species Survival Commision No. 20. IUCN. Cambridge.
Carpenter K. E & Niem V.H 1999. FAO Species Identification Guide for Fery Purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. Volume 3: Batoid Fishes, Chimaeras and Bony Fishes Part 1 Elopidae to linophyrnidae). Pp 1397-2068. FAO. Rome.
[CITES] Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. 1975 .(Konvensi Perdagangan Tumbuhan dan Satwa Liar Species Terancam Punah 1975).
Dharmadi & Fahmi. 2003. Fisheries Characteristic of Artisanal Sharks and Rays in Indonesia Waters. Jakarta. Preceding Seminar on Marine and Fisheries. Agency For Marine and Fisheries Research. Hlm. 122-129.
Effendi P.R, Alkadrie I.T, Dhewi R.T, Rick. 2018. Jejaring Pemanfaatan Hiu dan Pari di Balikpapan. Prosiding Simposium Nasional Hiu dan Pari Indonesia Ke-2.
Garcia J.L, Navia A.F, Falla P.A.M, Rubio E.A. 2012 Feeding Habits and Trophic Ecology of Dasyatis longa (Elasmobranchii:Myliobatiformes): sexual, temporal and ontogenetic effects. Journal of Fish Biology (2012), 1563–1579.
Hasan M, Iqbal M. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia. Bogor. Indonesia.
Henningsen, A.D & R.T Leaf. 2010. Observations on the Captive Biology of the Southern Stingray. Transaction of the American Fisheries Society 139: 783-791.
Husaini U. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta
Ilham & Marasabessy I. 2021. Identifikasi Jenis dan Status Konservasi Ikan Pari yang di Perdagangkan Keluar Kota Sorong pada Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Sorong. Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan. Volume. 3. No.1. 290-302 hal.
[IUCN] International Union for Conservation of Nature. 2015. IUCN Red List of Threatened Species. http://www.iuncnredlist.org. Diakses 10 Novermber 2015.
Jabado R.W. 2019. Wedgefishes and Giant Guitarfishes: A Guide to Species Identification. Wildlife Conservation Society. New York. 30 p
Last P.R & Stevens J.D . 1994. Shark and Rays of Australia. CISIRO Division of Fisheries. Hobart Australia. P. 513
Lpsplsorong. 2019. Hiu Pari Beserta Regulasi yang Mengatur Pemanfaatannya. https://kkp.go.id/djprl/lpsplsorong. Diakses Desember 2020.
Manjaji B, M. 1997. New record of Elasmobranch Species from Sabah. In Elasmobranch Biodiversity. Conservation and Management. Proceeding of the International Seminar and Workshop. Sabah. Malaysia. July. P 70-77.
Monintja D. R & Poernomo R.P. 2000. Proposed Concept for Catch Policy on Shark and Tuna Including Southerm Bluefin tuna in Indonesia. Paper presented at “Indonesia-Australian Workshop on Shark and Tuna” Denpasar. March 2000.
Nelson J.S. 2006. Fisheries of The World. John Wiley and Sons Inc. New Jesey: 622p
[SEAFDEC] (South East Asian Fisheries Development Center). 2015. Fishery Statistical. Bulletin of Southeast Asia 2013.
Sukmawati M, Setiawan F, Maisaroh D. S. Stingray (Neotrygon orientalis) population Structure Based on Catch Data in Nusantara Fishery Port (Pelabuhan Perikanan Nusantara/PPN) Brondong, Lamongan. Journal of Marine Resources and Coastal Management (Indonesia Journal of Marine Life and Utilization. Volume. 3. 12 hal.
White W.T, Last P.R, Stevens J.D, Yearsley G.K, Fahmi, Dharmadi. 2006. Economically Important Sharks and Rays Indonesia. Australian Center for Agricultural Research (ACIAR MONOGRAPH SERIES). Canberra Australia.
Widodo J. 2000. The Indonesian Shark Fisheries present Status and Nedd fo Research for Stock Assessment and Management. Paper Presented at “Indonesia-Australian Workshop on Shark and Tuna”. Denpasar. March 2000
Wijayanti F, Abrari P, Fitriana N. 2018. Keanekaragaman Species dan Status Konservasi Ikan Pari di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke Jakarta Utara. Jurnal Biodjati. 3 (1); 23-35
Yustina & Arnentis. 2002. Aspek Reproduksi Ikan Kepek (Punctius Schwanafeldi Bleeker) di Sungai Rangau Riau, Sumatera. Jurnal Matematiak dna Sains. 7(1):-14.
DOI: https://doi.org/10.35308/jaas.v8i1.9604
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Journal of Aceh Aquatic Sciences
Jurnal Of Aceh Aquatic Sciences were published by Department of Aquatic Resources, Faculty of Fisheries and Marine Science, Teuku Umar University
Jl. Alue Peunyareng, Ujong Tanoh Darat, Meureubo, Kabupaten Aceh Barat,Aceh 23681, Indonesia
Contact Person/WA : +6285277554546 | +6282312486563