KEDUDUKAN PANGLIMA LAOT LHOK DALAM KALANGAN MASYARAKAT NELAYAN (Studi Kasus Kecamatan Meureubo, Aceh Barat)

Rahmat Fithra

Abstract


Indonesia is an archipelagic country, two-thirds of Indonesia's territory is sea, so thus the potential of marine resources is abundant. Utilization and management of natural resources in the national interest is expected to provide an opportunity for all indigenous and tribal peoples to exercise the rights of the community. Indigenous and tribal peoples play an important role in managing, building and utilizing the environment. Customary institution in charge of fisheries and marine in Aceh is the customary institution Panglima Laot. Panglima Laot is divided into Panglima Laot Provinsi, Panglima Laot Regency / City, and Panglima Laot Lhok residing in sub district. Panglima Laot has a duty as mandated in Qanun No.10 of 2008 on Customary Institution that is, to carry out, maintain and supervise the implementation of customs and customary law, to assist the Government in the field of fisheries and marine, resolve disputes and disputes that occur among fishermen in accordance with customary law provisions laot, maintain and preserve the function of coastal and marine environment, fight for improving living standards of fishing communities, and prevent illegal fishing. But Panglima Laot Lhok Kecamatan Meureubo has not run smoothly as expected.


Keywords : Customary law communities, fishermen, Panglima Laot Lhok.


Full Text:

PDF

References


Adli Abdullah M., Sulaiman Tripa dan T. Muttaqin Mansur (2006), Selama Kearifan Adalah Kekayaan ; Eksistensi Panglima Laot dan Hukum Adat Laot di Aceh, Cet. I, Panglima Laot Aceh, Banda Aceh.

Avonius L dan Ihsan Shadiqin S. (2010) Penelitian, Revitalisasi Adat Di Indonesia Dan Aceh, Banda Aceh, ICAIOS.

Bustaman K- Ahmad PhD, Acehnologi. (2012), Penerbit Bandar Publishing .Banda Aceh.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. (2013). Peluang dan Tantangan Peradilan Adat dalam Sistem Hukum Indonesia Studi Kasus Peradilan Adat yang ‘Melibatkan Pihak Luar’.Jakarta.

Dinas Perikanan Propinsi NAD (1992), Keputusan Pertemuan Panglima Laot/Musyawarah Panglima Laot se-Propinsi Daerah Istimewa Aceh, tanggal 23-25 Januari di Langsa. Aceh Timur.

Daud S (2002), Kedudukan dan Kewenangan Panglima Laot dalam Hukum Adat Laot Nanggroe Aceh Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

FAO (2014). Panduan Perikanan Skala Kecil yang Berkelanjutan dalam Konteks Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan, Tim Penterjemah Ditjen Perikanan Tangkap T.A.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Tahun 2014.

Hakim Nyak Pha (2001) Panglima Laot Peranannya dalam Lembaga Adat Laot, Makalah Duek Pakat Panglima Laot se-Aceh, Sabang 19-20 Maret.

Juniarti (2010). Peran Strategis Peradilan Adat Aceh Dalam Memberikan Keadilan Bagi Perempuan dan Kaum Marjinal, Badan Litbang Pusat Analisis Perubahan Sosial (PASPAS) Aceh.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Tim Pengkajian Hukum.( 2015).

Kontribusi Hukum Adat Dalam Pengembangan Hukum Laut di Indonesia. Jakarta .

Liang gie T.(1967) administrasi perkantoran modern. penerbit radya indria. Yogyakarta.

Mohd Djuned T (2001), Kedudukan Panglima Laot dalam Hukum Positif di Indonesia,

Makalah Duek Pakat Panglima Laot se-Aceh, Sabang 19-20 Maret.

Sulastriono Dan Sandra Dini Febri Aristya. (2008). Penerapan Norma Dan Asas-Asas Hukum Adat Dalam Praktik Peradilan Perdata. Jurnal. Fakultas hukum, Universitas Gadjah Mada.

Snouck Hurgronje C.(1985). Aceh di Mata Kolonial. Jilid 11 cetakan pertama. Yayasan Soko Guru. Jakarta.

Ter Har BZN B. (1973) Hukum adat dalam polemik ilmiah. Bhratara. Jakarta.

2. Peraturan perundang-undangan

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun1945.

Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh.

Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Nangroe Aceh Darussalam.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Tap MPR No. IX Tahun 2001 Tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.

Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembinaan Adat dan Adat Istiadat.

Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 tentang Lembaga Adat.

Peraturan Gubernur No. 60 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa/Perselisihan Adat dan Istiadat.

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1990 tentang Pembinaan dan Pengembangan Ada Istiadat, Kebiasaan-kebiasaan Musyawarah beserta Lembaga Adat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Kehidupan Adat.

3. Sumber Lain

Al-Quran Surah An-Nahl (ayat 14)

______ Surah Al-Maidah (ayat 96)

______ Surah Al-A’raf (ayat 163

Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (2017), Kecamatan Meureubo dalam

Angka 2017, di Download 23 Oktober 2017.

Tunsam J. (1660). Adat. https://id.wikipedia.org/wiki/Adat. diakses pada 25 Oktober 2017.




DOI: https://doi.org/10.35308/jic.v1i1.545

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Ius Civile: Refleksi Penegakan Hukum dan Keadilan

Flag Counter

 

free stats  

Jurnal Ius Civile
p-ISSN: 2614-5723  I  e-ISSN: 2520-6617  I  DOI: 10.35308
Jl. Alue Peunyareng, Ujong Tanoh Darat, Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Aceh 23681, Indonesia
(0655) 7110535 l +6282214066169 l +6285277034555
 is licensed under a Attribution 4.0 International License