Pengaruh Suhu Terhadap Lama Pingsan Serta Siuman Lobster Batu (Panulirus penisilatus) dan Lobster Batik (Panulirus longipes) di UD. Nagata Tuna

Felma Ewita, Afdhal Fuadi, Syarifah Zuraidah, Nabila Ukhty

Abstract


Lobster merupakan salah satu komoditi ekonomis penting di Indonesia. Salah satu cara untuk menjaga ketahanan lobster pada saat proses distribusi sistem hidup yaitu dengan cara pemingsanan. Lobster hidup harus ditransportasikan dalam keadaan pingsan agar dapat mengurangi stres selama perjalanan. Stres dalam transportasi dapat mengakibatkan kematian sehingga survival rate saat ditangan konsumen menjadi tinggi. Salah satu upaya untuk survival rate yaitu dengan pemingsanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lama pemingsanan serta lama siuman lobster dengan suhu rendah (12oC). Metode penelitian berupa observasi selama proses pemingsanan dan siuman. Data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif pada pemigsanan lobster dan kualitatif pada masa siuman. Kedua data dianalisis secara deskripstif. Lobster batu membutuhkan lama pingsan selama 110 detik. Sedangkan lobster batik membutuhkan lama pingsan selama 60 detik. Siuman lobster batu membutuhkan waktu selama 45 detik untuk siuman kembali. Sedangkan siuman lobster batik membutuhkan waktu sadar yaitu selama 30 detik. Kedua lobster memiliki proses pemingsanan yang berbeda, serta memiliki lama siuman yang bebeda


Full Text:

PDF

References


Albalat, A., Gornik, S. G., Muangnapoh, C., & Neil, D. N. (2022). Effectiveness and quality evaluation of electrical stunning versus chilling in Norway lobsters (Nephrops norvegicus). Food Control 138 : 1-8.

Arlanda, R., Tarsim, T., & Utomo, D. S. C. (2018). Pengaruh pemberian ekstrak tembakau (Nicotiana tobacum) sebagai bahan anestesi terhadap kondisi hematologi ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Sains Teknologi Akuakultur, 2(2), 32-40.

Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Jackson, R. B. (2008). Biologi edisi kedelapan jilid 2. Jakarta: Erlangga

Carpenter, K. E., & Niem, V. H. (a). (1998). The living marine resources of the Western Central Pacific: 1. Seaweeds, corals, bivalves and gastropods. Journal of Fisheries and Marine Research. 3(3), 344-349.

Carpenter K. E, & Niem V. H. (b). ( (1998). FAO species identification guide for fishery purposes. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. 2(1), 160-175

Drengstig, A., & Bergheim, A. (2013). Commercial land-based farming of European lobster (Homarus gammarus L) in recirculating aquaculture system (RAS) using a single cage approach. Aquacultural Engineering, 53, 14-18.

Ernawati, T., Kembaren, D.D., Suprapto., & Sumiono, B. (2014). Parameter populasi lobster bambu (Pannulirus versicolor) di Perairan Utara Kabupaten Sikka dan sekitarnya. Bawal, 6(3), 169-175.

Farida., Rachimi., & Ramadhan, J. (2015). Imotilisasi benih ikan Jelawat (Laptobarbus hoevani) menggunakan konsentrasi larutan daun bandotan (Ageratum conyzoides) yang berbeda pada transportasi tertutup. Jurnal Ruaya. 5, 22-28.

Herjayanto, M., Ndobe, S., Abdillah, A., Muamar, M., Melaty, P., Gani, A., & Musdalifa, M. (2019). Preliminary study of caridina kaili domestication, endemic shrimp to lake lindu, Central Sulawesi, Indonesia. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 9(2), 165-173.

Idami, Z. (2020). Analisis variasi morfologi dan genetika lobster (Panulirus sp.) Di Indonesia Menggunakan Mega 6. [Skripsi]. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan.

Imanto, P. T. (2008). Beberapa teknik transportasi ikan laut hidup dan fasilitasnya pada perdagangan ikan laut di Belitung. Media Akuakultur, 3(2), 181-188.

Ismandar, R. I. (2019). Pengaruh suhu pembiusan terhadap kelangsungan hidup udang red cherry (Neucaradina denticula sinesis) selama transportasi sistem kering suhu rendah. [Skripsi]. Falkutas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah, Pontianak.

KKP. (2023). Data Ekspor Impor Kelautan dan Perikanan.https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=eksim&i=211#panel-footer. (Diakses, 20 Mei 2023).

Kurniawan, A. (2012). Transportasi ikan hidup. Disampaikan dalam temu teknis pembudidaya ikan di balai benih ikan Koba, Jurnal Ruaya. 2(25), 39-43.

Holthuis, L.B. (1991) Marine lobsters of the world. Fao species catalogue, Fisheries [Synopsis], Lobsters: Biology, Management, Aquaculture and Fisheries.

Maraja., Salindeho, N., & Pongoh J. (2017). Penanganan ikan Nila (Oreochromis niloticus) hidup dengan menggunakan es sebagai pengawet. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan. 5(3), 174-179.

Nitibaskara, R., & Wibowo, S. (2006). Penanganan dan tranportasi ikan hidup untuk konsumsi. Bogor: departemen teknologi hasil peraiaran. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 4(4), 1758-1766.

Pratiwi, R. (2013). Lobster komersial (Panulirus spp). Oseana, 38 (2): 55-68.

Pratiwi, R. (2018). Keanekaragaman dan potensi lobster (Malacostraca palinuridae) di Pantai Pameungpeuk, Garut Selatan, Jawa Barat. Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal, 35(1), 10-22.

Purbosari, N., Warsiki, E., Syamsu, K., & Santoso, J. (2019). Natural versus synthetic anesthetic for transport of live fish: A review. Aquaculture and Fisheries, 4(4), 129-133.

Putra, R. R. (2021) Studi parameter pendukung lingkungan terhadap pembesaran lobster (Panulirus spp) metode keramba dasar. [Skripsi]. Falkutas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.

Rombe, K. H., Wardiatno, Y., & Adrianto, L. (2018). Pengelolaan perikanan lobster dengan pendekatan EAFM di Teluk Palabuhanratu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(1), 231-241.

Saskia, Y., Harpeni, E., & Kadarini, T. (2013). Oksisitas dan kemampuan anestetik minyak cengkeh (Sygnium aromaticum) terhadap benih ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus). Jurnal ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan, 2(1), 84-87.

Suastika, M. (2008). Studi kelayakan: Meningkatkan pembesaran dan nutrisi lobster di Nusa Tenggara Barat. [Laporan Penelitian]. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Nusa Tenggara Barat.

Suryaningrum, T. D., Ikasari, D., & Syamdidi. (2008). Pengaruh kepadatan dan durasi dalam kondisi transportasi sistem kering terhadap kelulusan hidup lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 3(2), 171-182.

Susanto, H., & Taqwa, FH. (2014). Pengaruh lama waktu pingsan saat pengangkutan dengan sistem kering terhadap kelulusan hidup benih ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2), 202-223.

Tan Tular, L.A. (2012). Keragaman serta Distribusi Lobster Anggota Panuridae dan Scyllaridae di Perairan Pantai Pulau Lombok. [Skripsi]. Program Studi Biologi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Verianta, M. (2016). Jenis lobster di pantai Baron Gunung Kidul, [Skripsi]. UAJY, Yogyakarta.

Rhamadani, A. B. (2022). Analisis pemasaran lobster (Panulirus sp.) [Skripsi]. Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Wijayanti, I., Tapotabun, E. J., Salim, A., Nuer’aenaj, N., Litaay, C., Putri, R. M. S., & Suwandi, R. (2011). Pengaruh temperatur terhadap kondisi anastesi pada Bawal tawar (Colossoma macropomum) dan lobster tawar (Cherax quadricarinatus). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 2(7), 67-76.

Yudhistira, C. D. B. S., Pramono, T. B., & Purnama, S. (2020). Efektivitas infusum daun durian (Durio zibethinus) sebagai anestesi alami ikan Lele (Clarias gariepinus). Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 4(1), 69-80.

Zaenudin, M., & Denada, A. D. P., (2017). Sebaran ukuran lobster batu (Panulirus penicillatus) di Wonogiri. Jawa Tengah. Saintek Perikanan, 12(2), 109-115.




DOI: https://doi.org/10.35308/jpterpadu.v4i2.7696

Refbacks

  • There are currently no refbacks.