Pengaruh Komposisi Agregat Terhadap Karakteristik Beton Aspal (AC-WC) Dengan Menggunakan Batuan Lokal Sungai Gung Di Desa Danawarih Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal

weimintoro weimintoro, Novan Dwi Anggoro, Aulia Rahman

Abstract


 

         Perkerasan jalan menggunakan beton aspal masih menjadi pilihan dalam pembangunan dan revitalisasi di beberapa ruas jalan yang ada di Indonesia. Meskipun beberapa ruas jalan sudah menggunakan perkerasan beton semen, akan tetapi perkerasan jalan menggunakan beton aspal masih menjadi pilihan alternatif karena dalam perencanaannya mempertimbangkan kondisi geografis dari wilayah itu sendiri, daya dukung tanah dasar, existing jalan serta nilai ekonomisnya. Beton aspal itu sendiri menurut (Sukirman, 2003) mempunyai definisi “Jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan”. Yang dimana 90-95% bahan utamanya adalah agregat. Oleh karena itu daya dukung lapisan perkerasan beton aspal sangat ditentukan oleh sifat-sifat butir agregat seperti gradasi agregat, kebersihan agregat, dan tingkat ketahanan agregat.


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Efendy, A., & Ahyudanari, E. (2019). Analisis Perbandingan Kadar Aspal Optimum (KAO) untuk Perbedaan Gradasi (BBA, FAA dan BM). Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 17(1), 7. https://doi.org/10.12962/j2579-891x.v17i1.4706

Hermawan, O. H. (2018). Pengaruh Perawatan Terdapat Kuat Tekan Beton. 16(1), 1–7.

Kaseke, O. H., & Manoppo, M. R. E. (2015). Kajian Kinerja Campuran Beraspal Panas Jenis Lapis Aspal Beton Sebagai Lapis Aus Bergradasi Kasar Dan Halus. Jurnal Sipil Statik, 3(3), 190–197.

KASEKE, O. H., & MANOPPO, M. R. E. (2015). KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS. Jurnal Sipil Statik, 3(3), 190–197.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga. (2019). Spesifikasi Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 1). Direktorat Jendral Bina Marga, Revisi-1. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Korua, W. J., Elisabeth, L., & Kaseke, O. H. (2015). Kriteria Marshall Pada Campuran Lapis Aspal Beton-Lapis Antara Bergradasi Halus. 3(12), 813–820.

Mirajhusnita, I., Santosa, T. H., & Hidayat, R. (2020). Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Pengganti Sebagian Agregat Halus Dalam Pembuatan Beton. Engineering, 11(1), 24–33.

Putri, I. R. B., Hariyadi, H., Karyawan, I. D. M. A., & Ahyudanari, E. (2019). Pengaruh Variasi Penambahan Agregat Buatan Terhadap Kadar Aspal Optimum untuk Perkerasan Aspal Lapis Aus. Jurnal Teknik ITS, 7(2), 2–6. https://doi.org/10.12962/j23373539.v7i2.37874

SNI.03-4428-1997. (1997). Metode pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung bahan plastik dengan cara setara pasir. In Jakarta. Pusjatan-Balitbang PU.

SNI 03-4141-1996. (1996). Metode pengujian gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat. In Jakarta. Pusjatan-Balitbang PU.

SNI 06-2489-1991. (1991). Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall. In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 1969:2008. (2008). Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar. In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 1970:2008. (2008). Standar Nasional Indonesia Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 2417:2008. (2008). Cara Cara uji keausan agregat dengan deng an mesin abrasi Los Angeles.

SNI 2432:2011. (2011a). Cara Uji Daktilitas Aspal. In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 2432:2011. (2011b). Cara Uji Penetrasi. In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 2433:2011. (2011). Cara Uji Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal dengan Alat Cleveland Open Cup. In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 2434:2011. (2011). Cara Uji Titik Lembek Aspal dengan Alat Cincin dan Bola ( Ring and Ball ). In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

SNI 2441:2008. (2011). Cara Uji Berat Jenis Aspal Keras. In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

SNI ASTM C136:2012. (2012). Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar ( ASTM C 136-06 , IDT ). In Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

Sukirman, S. (2003). Beton Aspal Campuran Panas (Jakarta). Granit.

Sumiati, & Sukarman. (2014). Influence of Aggregate Gradation on Asphalt Concrete Characteristic Value (AC-BC). Journal of Civil Engineering, 10(1), 85–91.

Suprapto Tm. (2004). Bahan dan Struktur Jalan Raya (Yogyakarta). Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada.

Syaifullah. (2016). Variasi komposisi gradasi batuan terhadap karakteristik beton aspal dengan uji marshall. 1(Pena Teknik), 163–174.

Tenriajeng, A. T. (1999). Rekayasa Jalan Raya 2 (Depok). Gunadarma.

Weimintoro, Wibowo, H., & Ningrum, L. A. (2020). Perbandingan Penggunaan Varian Pasir Eks. Cirebon-Pemali Dan Varian Eks. Cirebon- Gung Sebagai Agregat Halus Pada Beton Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton.




DOI: https://doi.org/10.35308/jts-utu.v7i1.2546

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi