PAGUYUBAN MARGA SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT BATAK DI KECAMATAN MEUREBO KABUPATEN ACEH BARAT

Dessy Angriani, arfriani maifizar

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Paguyuban Marga dapat dijadikan sebagai kekuatan sosial budaya dalam masyarakat Batak di kecamatan Meureubo kabupaten Aceh Barat dan apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan dalam Paguyuban Marga sehingga dapat menjadi kekuatan sosial budaya dalam masyarakat Batak di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Penentuan informan yang kami lakukan ini menggunakan penentuan informan yang disebut dengan Porposive Sampling. Penentuan informan yang seperti ini adalah cara menentukan informan dengan menentukan informan berdasarkan karakter atau keahlian yang dimilikinya. Dalam menguraikan penelitian ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Alasan kami menggunakan metode ini dikarenakan cara ini memberikan kami kemudahan untuk menganalisis dan memberikan penjelasan yang lebih mendalam dan komprehensif terkait dengan masalah penelitian yang sedang kami teliti. Tehnik pengumpulan data nya melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Paguyuban marga IKPBM dijadikan sebagai kekuatan sosial budaya masyarakat suku Batak di Meulaboh Aceh Barat dan memilki fungsi bagi anggotanya, diantaranya adalah 1) untuk melestarikan Adat budaya Batak di perantauan, 2) Mempererat hubungan kerabat, 3)Menjaga keutuhan marga, 4) Wadah untuk kegiatan sosial dan budaya. Seluruh fungsi tersebut sudah mereka rasakan, dan telah dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap budaya batak. Penyebab tidak adanya kegiatan-kegiatan kebudayaan lainnya, disebabkan karena tidak adanya aktor atau tokoh – tokoh yang mampu memerankan kegiatan kebudayaan adat istiadat masyarakat suku Batak di tanah Aceh ini. Paguyuban marga ini dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul bersama dengan saudara semarga dan sedaerah.

Keywords


Paguyuban Marga, Porposive Sampling, Penelitian Kualitatif, LKPBM

Full Text:

PDF

References


Hutabalian, Evangelina Ririsanna. (2013) “Makna Pemberian Marga Dalam Adat Batak Toba (Studi Kasus Kepada Perantauan Batak di Surabaya)”. Skripsi Surabaya: FISIP, UNAIR

Etika Siburian. (2016). “Fungsi Perkumpulan Marga Simatupang di Surabaya Bagi Para Anggotanya”. Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Hal.564-573.

Sianipar, Bangarna. Horas dari Batak untuk Indonesia. Jakarta: CV. Eks Dharma, 1997. Siburian, Robert. “Dalihan Na Tolu dan Kegiatan Ekonomi, Studi Kasus: Pada Orang Batak Toba di Porsea.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2004.

Ihromi, T O. (1999). “Pokok-Pokok Antropologi Budaya”. yayasan Oborb Indonesa: Jakarta.

Gultom Rajamarpondang. (1992). “Dalihan Natolu Nilai Budaya Suku Batak”. Medan: Armanda.

Pandapotan Nasution, (2005). “Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman”. Medan: FORKALA, Hal- 88.

Napitupulu. Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Utara. Jakarta: CV. Eka Dharma, 1997.

Nainggolan, Togar. Batak Toba di Jakarta: kontinuitas dan perubahan identitas. Medan: Bina Media Perintis, 2012.

Koentjaraningrat. (2002) “Pengantar Ilmu Antropologi”. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.. Bandung: Alfabeta Sarwono,2011, teori levi Strauss.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang “ Organisasi Kemasyarakatan”. T.E.U Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.35308/jspps.v5i1.11511

Refbacks

  • There are currently no refbacks.













Jurnal Society : Pengamat Perubahan Sosial 

Prodi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar
Jl. Alue Peunyaring, Meulaboh - Aceh Barat, Aceh 23681, Indonesia 
email: society@utu.ac.id |sosiologi@utu.ac.idhttp://sosiologi.utu.ac.id