Provinsi Papua Sebelum dan Setelah 18 Tahun Pemberian Dana Otonomi Khusus

Rindang Mustikawati, Arief Maulana

Abstract


Papua Province is an area whose development is still lagging behind in Indonesia. The continually conflicts causes the development of the Province of Papua is very behind compared to other regions. To overcome this problem, the government provides special autonomy funds to make improvements in the fields of education, poverty, health, economic improvement and infrastructure. This study analyzes the differences in the fields of education, health and poverty before and after the granting of the Papua special autonomy fund. By analyzing these areas, we can see the effectiveness of the special autonomy fund after 18 years of funding by the central government. This study is a policy study (policy research) by collecting data and then analyzed into a conclusion and recommendation. The method used in this study is descriptive qualitative. Data collection techniques are done through literature study and Focus Group Discussion. The results of this study indicate that the conditions of education, health, and poverty alleviation before and after special autonomy did not change significantly. The change is very slow when compared to the large amount of special autonomy funds allocated each year. This is caused by the institutional system of government that has not worked effectively and efficiently as well as in the quality and quantity of existing human resources.

Keywords


Health, Education, Poverty, Papua, Special Autonomy Fund

Full Text:

PDF

References


REFERENSI

Badan Pusat Statistik. (2019). Profil Kemiskinan di Indonesia. https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/ 07/15/1629/persentase-penduduk-miskin-maret-2019-sebesar-9-41-persen.html. Diakses 21 Juli 2019.

Cresswell, J. W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: SAGE Publication.

Djojosoekarto, A. (2008). Kebijakan Otonomi Khusus di Indonesia: Pembelajaran dari Kasus Aceh, Papua, Jakarta dan Yogyakarta. Jakarta: Kemitraan.

Haryanto, J. T. (2017). Desentralisasi Fiskal Seutuhnya. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/desentralisasi-fiskal-seutuhnya/%0A

Mardiasmo. (2009). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Press.

Rochendi S, & Saleh, K. A. S. (2017). Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Otonomi Khusus di Provinsi Papua Barat. Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan, 13(1). http://journal.unas.ac.id/politik/article/view/231

Sasana, H. (2015). Dampak Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilitas Harga di Provinsi-Provinsi di Indonesia. Jurnal Media Ekonomi Dan Manajemen Untag Semarang, 30(2), 161. http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/fe/article/view/230

Solossa, J. P. (2006). Otonomi Khusus Papua: Mengangkat Martabat Rakyat Papua Dalam NKRI. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sugandi, Y. (2008). Analisis Konflik dan Rekomendasi Kebijakan Mengenai Papua. Jakarta: Friedrich Ebert Stiftung.

Suharyo. (2016). Otonomi Khusus di Papua dan Aceh sebagai Perwujudan Implementasi Peranan Hukum Dalam Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal RechtsVinding, 5(3), 324. https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/148

Tabuni, D., Rumapea, P., & Aeros, W. A. (2016). Implementasi Kebijakan Otonomi Khusus (Studi Kasus tentang Pelayanan Publik Bidang Pendidikan di Kabupaten Lanny Jaya). Jurnal Administrasi Publik Unsrat, 1(43), 2. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/17060

Tillin, L. (2006). Tillin, L. 2006. United in Diversity? Asymmetry in Indian Federalism. Publius: The Journal of Federalism, 37(1), 46. https://doi.org/10.1093/publius/pjl017

United Nations Development Programme. (2019). Human Development Index (HDI). 2019.

http://hdr.undp.org/en/content/human-development-index-hdi. Dikases 22 Agustus 2019.

WHO. (2019). Constitution of World Health Organization. 2019. https://www.who.int/about/who-we-are/constitution. Dikases 22 Agustus 2019.

Widjojo, M. S., & Budiatri, A. P. (2016). UU Otonomi Khusus Bagi Papua: Masalah Legitimasi dan Kemauan Politik. Jurnal Penelitian Politik LIPI, 9(1), 22. http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/article/view/449

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Menjadi Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Pemerintahan Daerah

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Peraturan Daerah Khusus Provinsi Papua Nomor 25 Tahun 2013 tentang Pembagian Penerimaan dan Pengelolaan Keuangan Dana Otonomi Khusus

Peraturan Daerah Khusus Provinsi Papua Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Perdasus Provinsi Papua Nomor 25 Tahun 2013 tentang Pembagian Penerimaan dan Pengelolaan Keuangan Dana Otonomi Khusus




DOI: https://doi.org/10.35308/jpp.v6i2.2401

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Arief Maulana

Jurnal Public Policy
p-ISSN: 2477-5738  I  e-ISSN: 2502-0528  I  DOI: 10.35308
Jl. Alue Peunyareng, Ujong Tanoh Darat, Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Aceh 23681, Indonesia
(0655) 7110535 l +621260313742 l +6285277110911
License Creative Commons is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License